Terdapat banyak perdebatan dimana pendidik mengenai apakah
etika harus atau bahkan dapat diajarkan. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa
pendidikan etika di perguruan tinggi dapat diajarkan dengan mengintegrasikan
hal tersebut ke dalam mata kuliah tertentu, sementara pendapat lainnya
mengatakan bahwa pendidikan etika harus disajikan sebagai mata kuliah
tersendiri (Black et al., 2010).
Dalam pendidikan etika akuntansi, terdapat dua (2)
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan rules-based dan pendekatan
principles-based.
-
Pendekatan Rules-Based berfokus pada mengingat
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan berdasarkan kode etik, pendekatan ini
merupakan pendekatan pengajaran yang banyak digunakan di Amerika Serikat.
-
Pendekatan Principles-Based, prinsip ini lebih
menekankan pada prinsip-prinsip fundamental. Pendekatan ini bertujuan untuk
melatih akuntan profesional untuk menyadari situasi dan dilema etis lalu
menggunakan pertimbangan etika yang semestinya untuk menghadapi masalah dam
tantangan yang ada (Black et all., 2010)
Pendidikan etika sangan bergantung pada dasar etika yang
dimiliki seseorang, dasar etika dalam setiap individu berbeda-beda tergantung
dari latang belakang, pengalaman, budaya, dan standar moral yang dimiliki
seseorang, oleh karena itu titik awal pendidikan etika seharusnya berbeda tiap
individu, hal ini juga berlaku dalam pendidikan etika profesi akuntan.
Pendidikan etika profesi akuntan pada
tinggat minimal adalah memperkenalkan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan
dengan kode etik yang mengatur perilaku akuntan (Rustiana, 2006). Tujuan dari
diberikannya pendidikan etika profesi akuntansi kepada mahasiswa adalah (Loeb,
1988 dalam Adkins dan Radtke, 2004):
- Menghubungkan
pendidikan akuntansi kepada persoalan-persoalan moral
- Mengenalkan
persoalan-persoalan moral dalam akuntansi yang memiliki implikasi etis
- Mengembangkan
suatu perasaan bertanggung jawab moral
- Mengembangkan
kemampuan yang dibutuhkan dalam menghadapi konflik atau dilema etis
- Belajar
menghadapi ketidakpastian dalam profesi akuntansi
- Sebagai
tahapan untuk menapai suatu perubahan dalam perilaku etis
- Mengapresiasikan
dan memahami sejarah dan komposisi seluruh aspek etika
profesi akuntan dan hubungannya terhadap
etika secara umum.
Loeb
(1988) dan Rustiana (2006) menyatakan bahwa terdapat 5 tujuan yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan etika akuntan bila dikatkan dengan
independensi, yaitu:
- Menstimulasi
imajinasi mahasiswa terhadap isu-isu independensi
- Membantu
mahasiswa dalam mengenali isu-isu independensi
- Memperoleh
rasa tanggung jawab personal dalam diri mahasiswa tentang independensi
- Mengembangkan
keahlian analitis mahasiswa agar dapat mengevaluasi isu-isu independensi
- Mengajari
mahasiswa supaya dapat bertoleransi yang baik dengan pihak lain
SUMBER
:
Skripsi
“Analisis Persepsi Mahasiswa dan Dosen Tentang Pendidikan Etika Profesi
Akuntan” oleh R.Arya Rangga Pradipta tahun 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar